The Art of Tempura: A Brief History

Tempura, a dish characterized by its light and crispy batter, has a storied history that traces back to the 16th century. It is widely believed that Portuguese missionaries introduced the technique of deep-frying to Japan during this period. This method of cooking was originally employed for the preparation of fish and vegetables as part of the Lent tradition. Over time, the Japanese adopted these frying techniques, refining the process to create what is now known as tempura.

The term "tempura" itself is derived from the Latin word "tempora," referring to the "times" of the year when Lent is observed. As the culinary practice spread throughout Japan, the art of tempura continued to evolve, incorporating local ingredients and techniques. The meticulous craftsmanship involved in preparing tempura, from selecting the freshest vegetables to achieving the perfect batter consistency, reflects the deep respect for food that is inherent in Japanese culture.

Tempura is not merely about taste; it carries a cultural significance that extends beyond the kitchen. It exemplifies the Japanese philosophy of "wabi-sabi," which celebrates the beauty of imperfection and the transient nature of all things. Each region in Japan has developed its own variations of tempura, showcasing locally sourced ingredients and unique flavors. For instance, in Kagawa, you may find tempura made with the region's famed sanuki udon noodles, while the tempura in Tokyo might feature seasonal seafood from the nearby waters.

This regional diversity contributes to the rich tapestry of tempura within Japanese cuisine, showcasing how a simple technique can lead to an array of delightful experiences. As one delves into the world of tempura, it becomes clear that this crispy delicacy is far more than just food; it is a celebration of history, craftsmanship, and local pride.

Crispy Bites in Japan: A Tempura Lover’s Trip

Explore the rich history and culinary artistry of tempura, a beloved Japanese dish characterized by its light and crispy batter. Discover its origins, regional variations across Japan, and top destinations for an authentic tempura experience. Learn about the unique flavors, ingredients, and proper etiquette for enjoying tempura. Additionally, find a simple DIY recipe to recreate this delightful dish at home, ensuring a perfect crunch with every bite. Celebrate the artistry of tempura and immerse yourself in the cultural significance behind this exquisite cuisine.

Pemenang Miss Universe Indonesia 2024 Clara Shafira Krebs mengatakan hanya memiliki waktu satu bulan untuk mempersiapkan diri menuju Miss Universe Mexico 2024 mulai dari persiapan catwalk, personality branding, photo shoot sampai mengikuti kelas hair do.

 

“Yang paling menantang adalah part catwalk karena saya bisa dibilang baru di pageant industry tapi saya sangat berusaha keras dan sangat senang dapat support ini dan siap ke Meksiko,” kata Clara dalam konferensi pers Miss Universe Indonesia Goes to Mexico di Jakarta, Sabtu.

 

Selama persiapan Clara dibimbing para mentor profesional seperti Caldera, Arie Khayz, Surya Deplasaleras, Edmund Daniel, Renjana, dan Dwi Sudarjantono, supaya berhasil mengasah keterampilan penting yang akan menunjang kesuksesannya di Meksiko.

Baca juga: Clara Shafira tegaskan anak muda tidak boleh lupa warisan budaya

Dia mengatakan sudah siap 100 persen untuk melenggang di Miss Universe Meksiko dan bersaing dengan kontestan beberapa negara yang diakuinya merupakan kompetitor hebat.

 

Sebagai bagian dari penampilannya, Clara Shafira akan mengenakan nasional kostum bertema "Guardian Angel of Nusantara", hasil karya desainer Lenny Hartono. Kostum ini mengangkat kekayaan budaya, adat istiadat, dan keindahan alam Nusantara, yang melambangkan sosok perempuan kuat dan anggun sebagai pelindung dan penginspirasi.

 

Sayap emas pada kostum melambangkan peran perempuan sebagai pelindung, menyebarkan energi positif untuk perempuan dan anak-anak yang merupakan masa depan bangsa. Kostum ini juga dilengkapi dengan elemen kain tradisional, yang menjadi pengingat tentang semboyan Bhinneka Tunggal Ika, bahwa meski berbeda-beda, Indonesia tetap satu.

Baca juga: Clara Shafira soroti pemberdayaan perempuan di Miss Universe Mexico

Kostum ini tidak hanya menginspirasi, tetapi juga menyuarakan pentingnya kesadaran akan kesehatan mental dan perlindungan bagi perempuan serta anak-anak yang rentan. Dibuat dari bahan daur ulang seperti limbah logam dan plastik yang dicat dengan warna emas dan dihiasi kristal, kostum ini menyimbolkan cahaya dan kekuatan yang dibawa oleh sang pelindung.

 

Selama kompetisi, Clara Shafira juga akan mengenakan berbagai karya desainer Indonesia terkemuka. Untuk penampilan formal, ia akan tampil dalam busana office look rancangan Dika Sigit, sementara cocktail dress akan dirancang oleh Audrey & Linda Mulia, Lota, dan Arturo Bali. Penampilannya akan semakin diperkuat dengan pakaian etnik bernuansa Nusantara dari Ahmad Sutoro.

Baca juga: Clara Shafira siap harumkan Indonesia lewat Miss Universe 2024

Untuk sesi preliminary dan grand final, gaun malam yang menawan akan dirancang oleh Hengki Kawilarang, dan Clara Shafira akan mengenakan sepatu eksklusif karya Langkah by Lina Lee.

 

"Perjalanan ini bukan hanya tentang meraih gelar, melainkan juga tentang menciptakan warisan budaya Indonesia yang berkelanjutan. Kolaborasi yang terjalin selama ini telah membawa kami sejauh ini, dan semua ini tercapai berkat dukungan serta kontribusi dari semua pihak yang mendukung misi ini dan mendorong perubahan positif,” ucap National Director Miss Universe Indonesia 2024 Teuku Jordan Zacky A.